Minggu, 27 November 2011

HIJRAH, mata air inspiratif yang tidak pernah kering


Peristiwa monumental itu telah lebih dari 14 abad berlalu, tepatnya 1433 tahun yang silam. Namun bagai mata air pegunungan yang segar, dia akan terus mengalir deras dan selalu segar, tidak peduli kemarau berkepanjangan melanda, akan senantiasa memberikan kejernihanya untuk menjernihkan kekeruhan jiwa umat ini, akan selalu menghadirkan kesegaran yang akan menyegarkan aqidah, hamasah dan komitmen umat ini, darinya pula mengalird milyaran kubik inspirasi yang siap meledakan kebaikan bagi kemaslahatan umat ini.

Hijrah adalah Heroisme perjuangan. Perjuangan yang menggadaikan waktu, tenaga, harta, keluarga bahkan nyawa. Melintasi padang pasir yang sangat luas, siang panasnya mampu mematangkan telur, malamnya mampu melemahkan otot onta, badai pasirnya mampu menimbun onggokan gajah. Perjalanan yang sarat dengan kekhawatiran, kegelisahan, was-was, menempuh rute berlawanan arah dan berbeda jalur-pun ditempuh, sungguh sebuah perjuangan emosional yang memacu andrenaline. Semuanya menjadi tidak berarti demi sebuah perjuangan dan keyakinan akan kemenangan dan perubahan. 

Hijrah adalah pengorbanan. Mengorbankan kesenangan hidup yang telah digenggam, mengorbankan keindahan keluarga, mengorbankan fasilitas hidup yang diusahakan dengan susah payah dalam waktu yang lama. Semua daya tarik yang biasanya membuat manusia silau denganya tidak lagi menggoda. Menuju kota yang asing, tidak ada sanak keluarga disana, tidak ada rumah nan megah seperti yang ditinggalkan, tidak ad ataman dan kebuh-kebun yang dipenuhi  buah-buahan, ternak, istri canti, suami ganteng, anak-anak yang lucu, tunggangan yang gagah. Semuanya sudah ditinggalkan demi sebuah pengorbanan dan harapan. Tidak peduli apakah di kota yang baru itu dia akan mendapatkan makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan dan yang lainya atau jangan-jangan jadi gelandangan. Semua diabaikan karena kekokohan iman dan keyakinan pada janji Allah dan Rasul-Nya.

Hijrah merupakan kisah tentang sebuah persahabatan yang indah, tentang dua manusia agung yang berlindung dalam gua. Sang sahabat mendahului masuk, khawatir akan sesuatu yang membahayakan, biarlah dia yang kena asal jangan sahabatnya yang agung itu, ia membersihkan dan menyisihkan kotoran serta menutupi lubang hewan dengan mantelnya yang dirobek jadi dua, satunya lagi untuk membalut kaki. Sang Sahabat Agung masuk dan tidur di pangkuan sahabatnya. Hewan yang mau keluar, namun terhalang  kaki yang menutupi pun mematuk, dia tidak bergerak takut sang sahabat Agung terbangun dari pangkuanya, tapi matanya berair karena menahan sakit yang amat sangat. Sang Sahabat Agung terbangun karena tetesan itu jatuh ke wajahnya, dia sangat terharu, kemudian dengan ludah suci dan izin Tuhan-nya dia menyembuhkanya. Sangat Indah dan mengaharukan…

Sekali lagi, Hijrah merupakan kisah tentang keindahan persaudaraan karena Allah. Tentang dua golongan yang berbeda, tidak saling kenal, tiada garis keturunan, namun memiliki kesatuan akidah. Satu golongan berpindah karena terusir dari kampung halamanya, tanpa membawa apapun, bahkan ada yang hanya membawa selebar pakaian di badan. Sementara kelompok yang lain menerima dan membantu dengan segenap kemampuan yang bisa mereka berikan, memberi rumah, makanan, pakaian, pekerjaan dan yang lainya. Bagi yang hanya punya satu rumah, rumahnya di-split jadi dua, yang hanya punya satu kebun dan sawah, mereka bagi satu untuk keluarganya satunya untuk pendatang itu. Sekali lahi mereka tidak saling mengenal, tidak ada ikatan kekeluargaan atau nasab dan kesukuan, Tapi mereka diikat dalam satu keyakinan yang sangat kokoh. Sungguh Persaudaraan yang mengagumkan…

Sungguh sebuah perubahan yang diidamkan dan kemenangan yang dicita-citakan hanya akan menjadi sebatas mimpi dan angan semata, tanpa kegigihan dalam berjuang, keikhlasan dalam berkorban dan beramal jama’I diatas pondasi ukhuwah yang kokoh.
Adakah sekelumit dari sebagian kecil kisah monumental itu, tentang sebuah pengorbanan, perjuangan, dan persaudaraan itu mampu menjernihkan dan menyegarkan untuk kemudian menginspirasi kita pada abad ini dan mengalirkan kejernihan mata airnya kepada generasi setelah kita. 
Pada kalian wahai pewaris peradaban ini, SELAMAT TAHUN BARU HIRIYAH 1 Muharram 1433H

[+/-] Selengkapnya...